Sebagai negara bahari, Indonesia harus mampu
memanfaatkan potensi perairan yang ada sebagai media penghubung antar pulau
sekaligus sebagai sumber daya kehidupan maritim. Jika dimanfaatkan secara arif,
potensi kekayaan tersebut dapat mendukung pembangunan sosial ekonomi menuju masyarakat
Indonesia yang maju, makmur dan berkeadilan. Namun potensi yang besar ini belum
tergarap secara optimal sehingga membuka peluang bagi kita untuk mengelolanya
Semakin meningkatnya permintaan pasar akan kebutuhan produk hasil laut
menyebabkan terjadinya over eksploitasi terhadap biota laut yang akan
menyebabkan kerusakan terhadap ekosistem sehingga menurunkan daya dukung
lingkungan dan kepunahan spesies akibat penangkapan yang tidak ramah
lingkungan.
Semakin meningkatnya
kebutuhan akan hasil alam dari laut, berupa kebutuhan akan pangan, obat obatan
yang berdampak pada eksploitasi besar besaran yang menyebabkan terjadinya
degradasi habitat dan bahkan menyebabkan kepunahan pada beberapa biota laut
yang memiliki nilai ekonomi dan nilai hayati yang tinggi
Kuda laut sebagai salah satu
komoditi ikan hias dan bahan baku obat tradisional mempunyai pangsa pasar yang
cukup tinggi, Hewan yang di temukan di perairan tropis dan sub tropis ini
banyak sekali keistimewaannya. Misalnya, masyarakat China telah ribuan tahun
menjadikan kuda laut sebagai obat alternatif. Seperti untuk mengatasi berbagai
gangguan kesehatan antara lain; melemahnya organ ginjal dan hati, untuk
memperlancar peredaran darah, asma, menambah vitalitas seksual atau juga
disfungsi ereksi, dan bisa juga menambah jumlah sperma yang sedikit.
Manfaat biota laut ini tak
hanya sampal disitu, karena banyak ahli kesehatan yang juga merekomendasikan
kuda laut untuk mengatasi gangguan insomnia, menguatkan rahim, mengatasi rasa
nyeri di daerah lutut, serta mengatasi ancaman gangren. Dan beberapa literatur
Cina, binatang ini diyakini juga mampu mengatasi kanker payudara dan
meremajakan kulit.
Selama ini, usaha yang
dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar adalah dengan mengambil secara
langsung stok dari alam. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, dikhawatirkan
akan terjadi over eksploitasi yang berdampak terhadap penurunan populasi kuda
laut. Tidak hanya berdampak pada kuda laut, tetapi pengambilan kuda laut yang
tanpa dibarengi dengan pengetahuan teknik pengambilan yang benar akan
menimbulkan kerusakan yang lebih luas yaitu pada lingkungan laut lainnya
Metode alternatif dalam
menanggulangi eksploitasi besar besaran terhadap biota ini adalah dengan
melakukan kegiatan produksi akuakultur. Kegiatan produksi akuakultur ini
menerapkan budidaya indoor dengan sistem resirkulasi yang dimana metode ini
menerapkan sistem filtrasi yang
berfungsi sebagai pendaur ulang air sisa metabolit dalam kegiatan budidaya. Sistem
ini menawarkan konsep budidaya hemat air dan meningkatkan hasil produksi kuda
laut
Skema wadah
produksi kuda laut (Hippocampus barbouri) dengan sistem
resirkulasi
Keterangan :
1. Wadah Pemeliharaan
2. Saluran menuju pipa pembuangan air
3. Pipa pembuangan air menuju wadah resirkulasi
4. Pipa penyalur air hasil filtrasi
5. Meja
6. Filtrasi tingkat pertama; Kapas
7. Filtrasi tingkat kedua; Kapas, Pecahan Karang, pasir
8. Filtrasi tingkat ketiga; Bioball
9. Pompa
10. Cartridge fisik
Untuk melakukan sebuah
kegiatan produksi akuakultur secara indoor dengan sistem resirkulasi tidak
dibutuhkan dana yang besar bila dibandingkan dengan produksi akuakultur secara
outdoor (dialam). Secara teknis kegiatan produksi indoor ini lebih mudah untuk dipahami
dan dimengerti bagi para pemula yang ingin melakukan kegiatan produksi ini.
Didalam komponen sebuah
sistem resirkulasi terdiri penggunaan dua filter yaitu filter biologi dan
filter fisik. Filter biologi ini komponennnya berupa pecahan karang, pasir dan
bioball yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya nitrifikasi dari amoniak
menjadi nitrat. Filter fisik terdiri atas kapas dan cartridge filter yang
berfungsi untuk menyaring partikel partikel yang tersuspensi di dalam air.
Sistem kerja resirkulasi
ialah dimulai dari air hasil penggunaan dari wadah pemeliharaan kemudian
mengalir ke pipa pembuangan menuju wadah resirkulasi yang didalamnya terdapat
berbagai tingkatan filtrasi. Filtrasi pertama dengan kapas untuk menyaring
partikel fisik kemudian menuju filtrasi kedua berisi kapas, pecahan karang dan
pasir. Pada filtrasi tingkat kedua ini terjadi proses biofiltrasi dengan
memanfaatkan pecahan karang dan pasir yang berfungsi untuk mempertahankan pH
air. Filtrasi yang terakhir berisi bioball yang berfungsi sebagai tempat hidup
bakteri yang berperan dalam proses pemecahan amoniak menjadi nitrit dan nitrit
menjadi nitrat yang tidak beracun. Kemudian air hasil filtrasi ini dialirkan
kembali menuju wadah pemeliharaan.
Dari hasil pembudidayaan
yang di lakukan di Laboratorium Penangkaran dan ekosistem laut Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan diperoleh hasil produksi juwana kuda laut yang cukup
tinggi dengan menggunakan metode resirkulasi. Diharapkan kedepannya metode
produksi akuakultur seperti ini lebih berkembang dan hasilnya dapat memenuhi
permintaan pasar serta menurunkan laju overfishing dan destructive fishing di
alam.